Novel yang berjudul Tahajud Cinta di Kota New York merupakan karya Arumi E
"Jika kau berhasil bertahan hidup di New York, maka kau akan berhasil bertahan hidup dimana pun"
Salah satu kutipan di dalam novel tersebut, berlatar belakang di sebuah kota yang ada di New York. Perjuangan seorang gadis muslim yang harus bertahan hidup di negara yang serba bebas bukan rintangan yang mudah untuk dilalui. Selain itu dihadapkan pada pilihan yang melanda hatinya, menerima seorang pria mualaf dengan masa depan cerah atau seorang vokalis band yang berdandan urakan dan berbeda keyakinan.
Menjadi sepenggal cerita yang menarik untuk dibaca, maka dari itu aku tertarik untuk membeli buku tersebut. Dan ini juga pertama kalinya aku beli novel yang ada unsur religinya, biasanya yang ~always about love~ Tak dipungkiri juga walaupun ada unsur religinya tentang percintaan juga masuk kedalam buku ini :) Ini dia review ceritanya
Dara Paramitha seorang mahasiswa jurusan managemen bisnis di Columbia University. Dara seorang gadis cantik dan tajir, selalu memakai barang-barang yang branded dan mahal bahkan limited edition. She is very stylish. Seorang fashionista. Dia tinggal sekamar dengan sahabatnya dari Indonesia, Keira Subandono di salah satu apartemen di Kota Manhattan. Keira tidak satu kampus dengan Dara dia memilih jurusan fashion design. Di Kota New York setiap orang bebas melakukan apa yang ingin mereka lakukan selama itu tidak mengganggu orang lain. Hidup penuh keglamoran dan kesenangan.
Tentu saja, Dara dan Keira juga menikmati kesenangan itu. Terkadang mereka datang ke club malam, berpakaian seksi dan minim, minum minuman berakohol, menghadiri pesta selebriti and atc.
Tapi semua kesenangan itu berubah setelah Dara mengenal Aisyah Liu, seorang gadis muslim yang berasal dari Cina. Dengan pakaiannya yang sangat muslimah namun terkesan kuno. Dara merasa malu pada Aisyah yang lebih mengerti tentang Islam daripada dirinya. Padahal Dara sejak lahir sudah Islam dan di negaranya mayoritas beragama Islam. Dengan tekad yang bulat dan hati yang mantap dia meyakinkan dirinya untuk merubah penampilannya. Dia mulai berpakaian bagaimana seharusnya seorang muslimah. Menutup semua auratnya dan memakai pakaian yang agak longgar agar tidak memperlihatkan bentuk tubuhnya. Dara mulai mempelajari Islam dengan baik bersama Aisyah Liu dan menghadiri pengajian yang diadakan dikampusnya.
Perubahan Dara membuat Keira terkejut dan sedikit kesal, karena sekarang Keira tak bisa bersenang-senang lagi dengan Dara. Dara selalu menolak ajakan Keira untuk ke club dan pesta, sesekali Dara menasihati Keira namun yang terjadi hanya perdebatan diantara mereka. Ditambah lagi pada umumnya orang Amerika selalu memandang seorang muslim adalah teroris. Ini juga merupakan tantangan yang harus dihadapi Dara. Dia mengenal salah satu pria muslim yang mualaf namanya Richard Wenner biasa dipanggil Rick. Rick pria yang baik, sangat taat dalam beribadah, mahasiswa pasca sarjana jurusan arsitek dan satu kampus dengan Dara. Bisa dibilang Rick merupakan sosok yang sempurna.
Dara juga mengenal Brad Smith, seorang vokalis band yang berdandan sedikit urakan. Mahasiswa jurusan musik orkestra, dia memilih piano sebagai alat musiknya. Dadnya tidak setuju jika anaknya itu mengambil jurusan musik, karena beliau menginginkan agar anaknya bisa meneruskan bisnis ayahnya kelak. Walaupun ayahnya tidak setuju tetapi masih ada ibunya yang selalu mendukung apapun keputusan anaknya itu. Brad juga tinggal di apartemen yang jaraknya tidak jauh dari apartemen Dara. Mereka selalu bertemu secara 'kebetulan'. Sebenarnya 'kebetulan-kebetulan' itulah yang diciptakan Brad sendiri karena tak mungkin jika dia mengajak langsung, Dara pasti akan menolaknya. Karena Dara menaati peraturan agamanya yang melarang seorang muslimah berjalan hanya berdua dengan seorang pria. Ternyata dibalik dandanannya yang urakan Brad mempunyai rasa simpati yang tinggi terhadap temannya.
Hingga akhirnya Dara dihadapkan pada pilihan, Brad menyatakan cinta pada nya. Dan Keesokan harinya Rick juga menyatakan cinta padanya. Mereka berdua ingin melamar Dara. Sungguh dilema yang dirasakan Dara. Menerima Rick yang nyaris sempurna dengan masa depan yang cerah, atau Brad yang masih belum jelas. Tetapi hati kecilnya sebenarnya memilih Brad, namun dia sadar Brad berbeda keyakinan dengannya. Dara meminta pencerahan dari Aisyah dan Keira jawaban mereka sama, Rick lebih tepat. Namun, cinta bukanlah sebuah teori cinta hanya dapat dirasakan dan tanpa alasan.
Dara tenggelam dalam kebimbangan. Brad berkubang dalam dilema. Keduanya tidak saling berhubungan lagi selama beberapa bulan. Ditengah keresahannya, langkah Brad terhenti di depan sebuah bangunan berkubah. Secercah cahaya menyelinap ke lubuk hatinya. Bukan karena Dara, tetapi lebih dari itu. Dia merasakan kedamaian dan ketenangan yang tak pernah didapatnya selama ini. Kini Brad menjadi seorang mualaf, dan berubah menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Dia memutuskan terbang ribuan mil jauhya untuk menunjukannya kepada Dara. Dara tetap dalam kebingungan pilihan hatinya. Brad juga ragu akan cinta Dara. Sampai akhirnya Dara berjanji akan menonton konser orkestra pianonya Brad, namun dia terlambat untuk datang. Dara berdiri di puncak Empire State Building memandang langit New York di malam hari. Angin yang berhembus seolah berbisik memberikan kesempatan padanya lagi. Secara 'kebetulan' mereka bertemu kembali.
Cerita yang sangat bagus, menyuguhkan akan indahnya kota Manhattan, New York serta kekerasan dan kebebasan yang ada didalamnya. Cerita tentang keislaman membuat cerita ini semakin menarik untuk dibaca. :) Oke, i think enough for this i'm so sory if typo text or my language it's not polite. cmiiw.