Tugas BAB 1
1.
Uraikan sejarah dari Internet
2.
Carilah perkembangan jumlah pengguna internet
3.
Penjelasan mengenai B2B dan B2C
4.
Menurut Goldman Sach Net Companies, terbagi menjadi 6 : * Connectivity *
Context * Content * Communication * Community * Commerce [ jelaskan & beri
contoh ]
5.
Sebutkan manfaat internet dalam bisnis
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk
keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistemjaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di
daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi
terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu
"MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang
lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas.
Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang
kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Sebelum Internet muncul, telah ada beberapa sistem
komunikasi yang berbasis digital, salah satunya adalah sistem telegraf yang
seringkali dianggap sebagai pendahulu Internet. Sistem ini muncul pada abad
ke-19, atau lebih dari seratus tahun sebelum internet digunakan secara meluas
di tahun 1990-an. Teknologi telegraf sendiri berasal dari konsep yang ada
bahkan sebelum komputer moderen pertama diciptakan, yaitu konsep pengiriman
data melalui media elektromagnetik seperti radio atau kabel. Namun teknologi
ini masih terbatas karena hanya mampu menghubungkan maksimal dua perangkat.
Di era selanjutnya, ilmuwan seperti Claude Shannon,
Harry Nyquist, dan Ralph Hartley, mengembangkan teori transmisi data dan
informasi, yang menjadi dasar bagi banyak teori di bidang ini. Perkembangan
terjadi antara lain dalam bentuk jangkauan yang lebih luas dan kecepatan yang
meningkat. Namun kesulitan masih terjadi karena hubungan antara dua alat komunikasi
tersebut harus terjadi secara fisik, misalnya melalui kabel. Sistem seperti ini
tentu tidak aman karena dapat dengan mudah diputus khususnya saat terjadi
perang.
Simbiosis
Komputer-Manusia
Pada tahun 1960, J. C. R. Licklider memperkenalkan
istilah "Man-Computer Symbiosis" (Simbiosis
Komputer-Manusia) dalam karya ilmiahnya. Istilah tersebut ia definisikan
sebagai "jaringan komputer yang terkoneksi satu sama lain melalui pita
komunikasi lebar yang berfungsi sebagai perpustakaan, dilengkapi dengan
teknologi penyimpanan dan pencarian informasi." Lickdiler bersama seorang
ilmuwan lain bernama Welden Clark juga menerbitkan karya lainnya berjudul
"On-Line Man-Computer Communication" (Komunikasi Manusia-Mesin
Dalam-Jaringan). Dalam karya tersebut, ia menjelaskan tentang bagaimana
kehidupan manusia berubah dengan adanya jaringan komputer yang saling
terhubung.
Dua tahun kemudian, Licklider mendapatkan tawaran dari
Jack Runia untuk bekerja sebagai direktur Information Processing Techniques
Office (IPTO), sebuah divisi baru di dalam DARPA. Tujuan dari tim ini adalah
untuk membuat jaringan yang menghubungkan tiga komputer utama Departemen
Pertahanan Amerika Serikat di Pegunungan Cheyenne, Pentagon, dan SAC HQ. Ia
menyetujuinya dan segera membentuk tim yang ia sebut sebagai "Members
and Affiliates of the Intergalactic Computer Network"("Anggota dan
Afiliasi Jaringan Komputer Antargalaksi").
Meski akhirnya Licklider keluar dari IPTO pada tahun
1964, visi tentang jaringan universal yang diajukan olehnya berujung pada
terciptanya ARPANET lima tahun kemudian, di tahun 1969. Pada tahun 1973
Licklider kembali memimpin selama dua tahun.
Sejarah
Internet di Indonesia
Sejarah internet Indonesia bermula pada awal
tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai
paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong
sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana
Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan
individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan
Internet.
Di Indonesia sendiri, internet merupakan media
komunikasi yang mulai populer di akhir tahun 1990. Perkembangan jaringan
internet di Indonesia dimulai pada pertengahan era 1990, namun sejarah
perkembangannya dapat diikuti sejak era 1980-an. Pada awal perkembangannya,
kehadiran jaringan internet diprakarsai oleh kelompok akademis/mahasiswa dan
ilmuwan yang memiliki hobi dalam kegiatan-kegiatan seputar teknologi komputer
dan radio. Para akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai peercobaan di
universitas dan lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang berhubungan
dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta jaringannya.
Karenanya, internet hadir sebagai bagian dari proses pendidikan di universitas
dan berfungsi memudahkan pertukaran data dan informasi, yang hadir tidak hanya
dalam lingkungan kampus/lembaganya saja, melainkan antar kampus dan antar
negara.
Pada tahun 1988, pengguna awal Internet di
Indonesia memanfaatkanCIX (Inggris) untuk mengakses internet. CIX menawarkan
jasa e-mail dannewsgroup hingga menawarkan jasa akses HTTP. Saat itu, pengguna
Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telepon internasional yang sangat
mahal untuk mengakses Internet. Di tahun 1989, Compuserve (AS) hadir dan
menawarkan jasa yang sama. Beberapa pengguna Compuservememakai modem yang
dihubungkan dengan Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Saat itu, biaya
akses internet dengan Compuserve terbilang mahal, walaupun jauh lebih murah
dari CIX.
Kehadiran jaringan internet di Indonesia sendiri
diawali perkembangan kegiatan amatir radio dengan berdirinya Amatir Radio Club
(ARC) ITBpada tahun 1986.
Menggunakan pesawat Transceiver HF SSB Kenwood
TS430 dan komputer Apple II, belasan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB)
seperti Harya Sudirapratama, J. Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta dan Onno
W. Purbo dibantu oleh Robby Soebiakto, pakar diantara para amatir radio,
berhasil mengkaitkan jaringan amatirBulletin Board System (BBS) -merupakan
jaringan e-mail store and forward- yang berhubungan dengan server BBS amatir
radio lainnya di seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Robby
Soebiakto meyakini bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan berbasis
pada protokol TCP/IP. Karenanya, Ia membuat teknologi radio paket TCP/IP yang
diadopsi oleh para rekannya di BPPT, LAPAN, UI, & ITB dan yang menjadi
cikal bakal berdirinya jaringan internet yang bernamaPaguyubanNet.
Selain Robby Soebiakto, hadir pula Rahmat M.
Samik-Ibrahim yang membangun jaringan Internet di Universitas Indonesia (UI).
Muhammad Ihsan yang membangun jaringan komputer menggunakan teknologi radio
paket band 70cm & 2m yang dikenal sebagai JASIPAKTA. Selain itu, ada juga
Suryono Adisoemarta, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto hingga Onno W. Purbo
yang juga memiliki peran penting pada awal pembangunan Internet di Indonesia
sejak tahun 1992 hingga 1994.
Menurut data dari whois ARIN dan APNIC, protokol
internet (IP) pertama di Indonesia didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada
24 Juni 1988 (IP=UI-NETLAB [192.41.206/24]). Adalah RMS Ibrahim, Suryono
Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi
Indrayanto, dan Onno W. Purbo, nama-nama orang yang berjasa dalam awal-awal
masa pembangunan internet Indonesia sekira 1992-1994. Mereka telah memberikan
kontribusi dan dedikasi berdasarkan keahlian yang mereka miliki di dunia
internet.
Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan
Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di media cetak seperti
KOMPAS berjudul "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio" di
akhir tahun 1990 awal 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron
Himpunan Mahsiswa Elektro ITB di tahun 1989.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet
Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir Radio
Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430
milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo
(YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J.
Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo
(YC1DAV), berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto
(YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m (7MHz).
Robby Soebiakto YB1BG yang waktu itu bekerja di
PT. USI IBM Jakarta merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia
khususnya untuk komunikasi data radio paket yang kemudian mendorong ke arah
TCP/IP. Teknologi radio paket TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh rekan-rekan
BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun
1992-1994.
Di tahun 1988, dalam surat pribadi Robby
Soebiakto YB1BG mendorong Onno W. Purbo YC1DAV/VE3 yang berada di Hamilton,
Ontario, Kanada untuk mendalami TCP/IP. Robby Soebiakto YB1BG meyakinkan Onno
W. Purbo YC1DAV/VE3 bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan berbasis
pada protokol TCP/IP.
Robby Soebiakto (YB1BG) menjadi koordinator IP
pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal
dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000 AMPR-net Indonesia di
koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktifitas-nya
mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui
mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.
Di tahun 1986-1987 awal perkembangan jaringan
paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto (YB1BG) merupakan pionir dikalangan
pelaku amatir radio Indonesia yang mengkaitkan jaringan amatir Bulletin Board
System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and forward yang mengkaitkan
banyak "server" BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat
berjalan dengan lancar.
Di awal tahun 1990 komunikasi antara Onno W.
Purbo (YC1DAV/VE3) yang waktu itu berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3
dengan rekan-rekan amatir radio di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir
radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi
antara Indonesia-Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir
radio.
Robby Soebiakto YB1BG berhasil membangun gateway
amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR milik amatir
radio kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara Indonesia-Kanada.
Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan berkembang melalui jaringan amatir
radio ini.
Tahun 1992-1993, Muhammad Ihsan masih staff
peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an
di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama dengan DLR (NASA-nya
Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet
radio pada band 70cm & 2m.
Jaringan LAPAN dikenal sebagai JASIPAKTA dengan
dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol AX.25 pada
infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay penghubung
antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT di tahun
1993-1998.
Firman Siregar merupakan salah seorang motor di
BPPT yang mengoperasikan gateway radio paket bekerja pada band 70cm di tahun
1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di atas sistem operasi
DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di
tahapan sangat awal perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih
menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP)
terkait pada gateway di DLR Jerman.
Putu sebuah nama yang melekat dengan
perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa kepemimpinan Bapak Menteri Perindustrian
Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di masa awal
perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna e-mail
khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki
yang "maniak" IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan
menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama Indonesia
yang menjawab e-mail sendiri.
Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali
ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio
Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K. Arief, Arman Hazairin di
dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan gateway radio paket di
ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan
lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet.
Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih
dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang
jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node
Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.
Suryono Adisoemarta N5SNN sendiri ketika masih
menempuh kuliah S2nya di University of Texas di Austin, Texas, menyambungkan
TCP/IP Amatir Austin ke gateway Internet untuk pertama kalinya, di gedung
Chemical and Petroleum Engineering University of Texas, Ameria Serikat, sehingga
komunitas Amatir Radio TCP/IP Austin bisa tersambung dengan jaringan TCP/IP
seluruh dunia dan bahkan memungkinkan akses langsung ke internet dengan
mengunakan radio amatir (Lim, 2005). Pengetahuan inilah yang kemudian Ia
terapkan dalam pengembangan radio paket di ITB.
Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB
kemudian berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps
ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET akses Internet tetap diberikan
secara cuma-cuma
kepada rekan-rekan yang lainnya khususnya di
PaguyubanNet.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi
ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet
Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke
Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar
2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan
pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengkaitkan
25+ lembaga pendidikan di Indonesia di tahun 1997-1998-an.
Jaringan pendidikan ini bukan hanya monopoly ITB
saja, jaringan pendidikan lain yang lebih besar lagi adalah jaringan SMK yang
dibawahi DIKMENJUR (dikmenjur@egroups.com). Di tahun 2006, praktis ada lebih
dari 4000 sekolah di Indonesia yang tersambung ke Internet sebagian besar
adalah SMK.
Mailing List Indonesia
Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa
Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu
tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di indonesians@janus.berkeley.edu.
Berawal dari mailing list pertama di Janus
diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran
alternatif berserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini
ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus,
akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host
oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah
satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di Internet
Indonesia.
Internet Service
Provider Indonesia
ISP yang pertama kali di Indonesia ialah
Ipteknet http://www.iptek.net.id/ yang beroperasi penuh menjelang awal 1994.
Di tahun 1994-an mulai beroperasi P.T.
IndoInternet http://www.indo.net.id/ atau IndoNet yang dipimpin secara
part-time oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia yang
pada awalnya memanfaatkan lisensi dari P.T. Lintas Arta.
Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui
tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna
Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up
oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekad barangkali. Lokasi awal IndoNet
di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen
UI. ISP yang tidak lama menyusul IndoNETialah RadNet http://www.rad.net.id/.
2.
Perkembangan
jumlah pengguna Internet
Sama seperti
prediksi
dari eMarketer beberapa waktu
lalu, jumlah pengguna internet di dunia saat ini hampir mencapai tiga miliar.
Itu berarti, hanya sekitar 40 persen penduduk di dunia – yang kini berjumlah
sekitar 7,1 miliar – pernah menggunakan internet. Yang lebih disayangkan,
kebanyakan penduduk di dunia yang belum pernah mengakses internet berasal dari
negara berkembang. Total hanya ada sekitar 32 persen pengguna internet di
negara berkembang. Bagaimanapun, tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah pengguna
internet terus bertumbuh dari tahun ke tahun.
Sayangnya, meskipun
terus bertumbuh, pertumbuhan pengguna internet di dunia kini tidak sepesat
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, pertumbuhan pengguna internet hanya
mencapai 6,6 persen, menurun lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan tahun
2010 yang mencapai 15 persen.
Indonesia sendiri,
menurut data dari
We Are
Social, memiliki sekitar 72,7 juta pengguna internet. Itu artinya, hanya
ada sekitar 28 persen pengguna internet di negara ini. Dan meskipun banyak yang
memprediksi bahwa penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi, menurut data We
Are Social, negara ini memiliki pertumbuhan tahunan nol persen.
Alasan
belum menggunakan internet
Laporan ini
menyoroti tiga faktor utama banyaknya penduduk di dunia yang belum menggunakan
internet, yang secara tidak langsung juga menjadi penyebab lambatnya
pertumbuhan pengguna internet dunia:
Infrastruktur
Kurangnya
infrastruktur untuk mengakses internet merupakan alasan yang bisa dibilang
terjadi di kebanyakan negara berkembang. Indonesia misalnya, negara kepulauan
ini mempunyai masalah dalam hal pemerataan akses dan infrastruktur. Saking
luasnya wilayah dan banyaknya pulau, kebanyakan fasilitas hanya terpusat di
kota-kota besar saja.
Data menarik lain
tentang infrastruktur adalah sekitar 79 persen pengguna internet di Indonesia
masih berada di jaringan 2G. Sedangkan 21 persen sisanya berada di jaringan 3G.
Sebenarnya, Indonesia sudah mulai menerapkan jaringan 4G. Akhir tahun lalu,
beberapa perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia berlomba-lomba meluncurkan layanan 4G mereka. Bahkan
sebelumnya, sudah ada Bolt yang mulai menyediakan 4G sejak awal tahun lalu.
Bagaimanapun, lagi-lagi, jaringan tersebut hanya berpusat pada kota-kota besar
seperti Jabodetabek dan belum menjangkau negara kepulauan ini secara
keseluruhan.
Keterjangkauan
Biaya internet
tidak terjangkau bagi penduduk terutama di negara berkembang. Seringnya, di
negara-negara yang masih berjuang dalam segi ekonomi tersebut, internet masih
menjadi barang yang mewah karena penghasilan mereka yang rendah.
Indonesia mungkin
termasuk salah satu negara yang bisa dibilang memiliki “biaya mahal”. Biaya
internet bisa dikatakan “terjangkau” jika mempunyai nominal maksimal lima
persen dari pendapatan pengguna. Menurut
laporan
terbaru dari A. T. Kearny dan CARI, biaya internet di Indonesia mencapai
9,1 persen dari total pendapatan rata-rata. Biaya internet di Indonesia bahkan
menjadi salah satu yang paling mahal di antara negara di Asia Tenggara.
Relevansi
Menurut
Internet.org, banyak orang tidak mengakses internet karena merasa kurang
relevan dengan kehidupan mereka, entah karena mereka tidak sadar, tidak
cukupnya konten di internet dalam bahasa ibu mereka, atau ketidakmampuan mereka
untuk memahami internet. Digital
immigrantyang lahir sebelum tahun 80an mungkin yang paling merasakan
dampak ini.
Memberikan edukasi
dan menyediakan konten yang lebih relevan, seperti ketersediaan bahasa ibu,
mungkin bisa menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut.
3. Penjelasan B2B dan B2C
a.
B2B
adalah transaksi antar perusahaan yang
menggunakan EDI dan email untuk pengiriman dan permintaan proposal bisnis,
selain itu juga untuk pembelian barang dan jasa, informasi, dan konsultasi.
contoh website-nya :
b. B2C
adalah transaksi dengan menggunakan internet
dimana transaksi ini termasuk penjualan dengan pembeli individu ,karakter yang
paling singnifikan dari b2c adalah kemampuan untuk menciptakan hubungan
langsung dengan konsumen tanpa melibatkan medium (perantara) seperti
distributor, pedagang grosir.
4.
Model Bisnis menurut Goldman Sach
Menurut Goldman Sach yang dikutip oleh
Riyeke Ustadiyanto, model bisnis net-companies terbagi menjadi enam macam yaitu
(Ustadiyanto, 2002, p. 22) :
a. Connectivity yaitu bentuk bisnis
yang menawarkan akses Internet kepada pelanggannya. Jenis perusahaan ini
termasuk dalam bisnis Internet Service Provider seperti IndosatNet, CBN,
IndoNet.
b. Context, yaitu bentuk model bisnis
yang memberikan jasa atau layanan berupa informasi dan hiburan. Jenis
perusahaan ini seperti perusahaan media online seperti Kompas Cybermedia,
Detik.com, Astaga.com.
c. Content, yaitu bentuk model bisnis
yang memberikan layanan penye-diaan isi berupa text atau multimedia sebagai
layanan utamanya. Perus-ahaan jenis ini seperti teknoup.com
d. Communication, yaitu bentuk model
bisnis dengan menyediakan sarana untuk berkomunikasi secara interaktif seperti
layanan media web chat, voice chat, web phone dan sebagainya. Perusahaan jenis
ini seperti Di-alpad.com.
e. Commerce, yaitu bentuk model
bisnis dengan menyediakan sarana untuk melakukan aktivitas perdagangan atau
bisnis secara online. Perusahaan jenis ini seperti Amazon.com, sukamart.com,lazada.com,.
5.
Manfaat internet dalam bisnis
Usaha Kecil
Di antara
manfaat
internet untuk usaha
kecil yaitu bahwa internet menciptakan pasar yang kompetitif dimana usaha kecil
mempunyai peluang untuk tumbuh sejumlah perusahaan besar.
Pemasaran dan
Periklanan
Membuat website bisnis manfaat karena orang dapat memasarkan produk dan layanan
mereka tanpa menggunakan teknik pemasaran tradisional seperti brosur, surat dan
iklan surat kabar. Pemasaran online dapat menghemat uang perusahaan yg
seharusnya dapat digunakan untuk cara tradisional iklan.
Pelanggan yang
lebih besar
Manfaat utama dari internet untuk bisnis adalah potensi pertumbuhan pelanggan.
Sebuah usaha kecil tanpa website mungkin bisa bersaing hanya dgn bisnis lokal
lainnya. Namun, orang melakukan bisnis di Internet memiliki potensi untuk
mendapat pelanggan dari seluruh dunia karena perusahaan internet yang buka 24
jam sehari.
Memperluas
Jaringan
Manfaat lain dari Internet untuk bisnis meliputi ketersediaan untuk jaringan
dengan pengusaha dan organisasi lainnya. Banyak pengusaha internet telah
menciptakan organisasi dengan orang lain dalam bidang mereka di mana mereka
dapat berbicara tentang tantangan dan manfaat dari bisnis internet. Ini
pertukaran dorongan sering membantu bisnis baru mengalami pertumbuhan.
Menghemat Uang
Bisnis yang menggunakan Internet untuk transaksi dapat menghemat uang,
mengurangi pemakaian kertas dan perlengkapan kantor lainnya. perusahaan dapat
ganti surat atau fax cuma dengan e-mail. perusahaan juga dapat menaruh
data-data di internet.
Program Afiliasi
Bisnis internet yang berpartisipasi dalam program afiliasi mendapatkan
penghasilan tambahan dengan memasarkan produk dan jasa dari perusahaan lain di
situs Web mereka. Banyak perusahaan yang secara teratur melakukan bisnis dengan
perusahaan-perusahaan tertentu bergabung dengan program ini, yang membantu
kedua perusahaan mendapatkan lebih banyak pelanggan dan pendapatan.