Seminar itu suatu kegiatan yang menyenangkan buat saya walaupun terkadang membosankan tapi setidaknya ada sedikit ilmu yang saya dapatkan selain dari teori melainkan dari cerita sang narasumber. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti seminar dikampus saya. Karena saya jurusan Akuntansi, jadi ketika ada seminar tentang Akuntansi Forensik saya dan beberapa teman-teman sekelas saya segera mendaftar. Maka dari itu saya ingin membahas sekilas tentang Akuntansi Forensik sebagai untuk pembelajaran bagi saya dan juga untuk para reader blog ini. OK!! Check it out :D
Akuntansi forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi yang
menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau
yang diantisipasi atau litigasi.
"Forensik" berarti "yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan
hukum", dan itu adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya
akuntan forensik harus bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai
auditor forensik atau auditor investigasi, seringkali harus memberikan
bukti ahli pada sidang akhirnya.
Pada mulanya, di Amerika Serikat, akuntansi forensik digunakan untuk menentukan pembagian warisan atau mengungkapkan motif pembunuhan. Misalnya pembunuhan isteri oleh suami untuk mendapatkan hak waris atau klaim asuransi, atau pembunuhan mitra dagang untuk menguasai perusahaan.
Pada mulanya, di Amerika Serikat, akuntansi forensik digunakan untuk menentukan pembagian warisan atau mengungkapkan motif pembunuhan. Misalnya pembunuhan isteri oleh suami untuk mendapatkan hak waris atau klaim asuransi, atau pembunuhan mitra dagang untuk menguasai perusahaan.
Bermula dari penerapan akuntansi untuk
memecahkan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan
audit) forensik. Sekarangpun kadar akuntansinya masih terlihat, misalkan
dalam perhitungan ganti rugi, baik dalam konteks keuangan Negara,
maupun di antara pihak-pihak dalam sengketa perdata.
Akuntansi forensik
pada awalnya adalah perpaduan yang paling sederhana untuk akuntansi dan
hukum. Contoh, penggunaan akuntan forensik dalam penggantian harta gono
gini. Disini terlihat unsur akuntansinya, unsur menghitung besarnya
harta yang akan diterima pihak (mantan) suami dan (mantan) isteri. Segi
hukumnya dapat diselesaikan di dalam atau di luar pengadilan, secara
litigasi atau non litigasi. Dalam kasus yang lebih pelik, ada satu
bidang tambahan, yaitu bidang audit.
Akuntansi forensik sebenarnya telah
dipraktekkan di Indonesia. Praktek ini tumbuh pesat, tak lama setelah
terjadi krisis keuangan tahun 1977. Akuntansi forensik dilaksanakan oleh
berbagai lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Bank
Dunia (untuk proyek-proyek pinjamannya), dan kantor-kantor akuntan
publik (KAP) di Indonesia.
Kualitas akuntan forensik
Robert J. Lindquist membagikan kuestioner kepada staf Peat Marwick Lindquist Holmes, tentang kualitas apa saja yang harus dimiliki seorang akuntan forensik?
Ternyata jawaban nya bervariasi, antara lain:
1.Kreatif. Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap situasi bisnis yang normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, yakni bahwa itu bukan merupakan situasi bisnis yang normal
2.Rasa ingin tahu. Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi
3.Tak menyerah. Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta (seolah-olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi sulit diperoleh
4.Akal sehat. Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata. Ada yang menyebutnya, perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya kehidupan
5.Business sense. Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi di catat.
6.Percaya diri. Kemampuan untuk mempercayai diri dan temuan, sehingga dapat bertahan di bawah cross examination (pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela)
Ternyata jawaban nya bervariasi, antara lain:
1.Kreatif. Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap situasi bisnis yang normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, yakni bahwa itu bukan merupakan situasi bisnis yang normal
2.Rasa ingin tahu. Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi
3.Tak menyerah. Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta (seolah-olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi sulit diperoleh
4.Akal sehat. Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata. Ada yang menyebutnya, perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya kehidupan
5.Business sense. Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi di catat.
6.Percaya diri. Kemampuan untuk mempercayai diri dan temuan, sehingga dapat bertahan di bawah cross examination (pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela)
Pada prakteknya, orang yang bekerja di
lembaga keuangan, perlu memahami tentang akuntansi forensik ini, untuk
memahami apa yang ada di balik laporan keuangan debitur, apa yang
dibalik laporan hasil analisis yang disajikan. Hal ini tentu saja,
dimaksudkan agar segala sesuatu dapat dilakukan pendeteksian sejak dini,
agar masalah tidak terlanjur melebar dan sulit diatasi. Apabila anda
sebagai pimpinan unit kerja, atau pimpinan perusahaan, yang mengelola
risiko, yang dapat mengakibatkan risiko finansial, mau tak mau anda
harus mengenal dan memahami akuntansi forensik ini, sehingga anda bisa
segera mengetahui ada yang tidak beres dalam analisa atau data-data yang
disajikan.
0 komentar:
Posting Komentar